dok pribadi |
Angin sepoi-sepoi menggerakkan daun-daun yang berguguran di
tanah nusantara. Semilir ecoprint menghadirkan kembali kekayaan watra nusantara
dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia. Kekayaan flora di Indonesia memiliki
manfaat lain selain fungsi keindahan dan penghijauan, daun-daun bahkan kulit
kayu ternyata bisa diolah menjadi hasil kreasi wastra yang memiliki keunikan
tersendiri.
Semilir Ecoprint
Adalah seorang Alfira Oktaviani yang menggagas berdirinya
Semilir Ecoprint, saat mempelajari Teknik ecoprint di Yogyakarta. Mencetakan
motif dan pewarnaan menggunakan bahan-bahan alami itulah sebabnya disebut
ecoprint. Masing-masing hasilnya adalah sebuah keunikan, karena hasil pewarnaan
dan pencetakan motif dari alam tak memiliki bentuk dan ukuran yang presisi.
Namun justru itulah yang mnejadikan wastra hasil ecoprint menjadi unik dan
digemari.
Setelah memahami perihal ecoprint Alfira berkenalan dengan
Lantung khas Bengkulu yang ternyata bisa diolah secara maksimal dan menjadi produk
fashion bernilai tinggi.
Lantung
Banyak orang merasa asing saat mendengar sebuah produk
fashion yang menggunakan lantung sebagai bahan bakunya. Padahal lantung sudah
menjadi pilihan bahan baku pakaian masyarakat Bengkulu sejak zaman pendudukan
Jepang sekitar tahun 1943.
Masyarakat Bengkulu pada saat pendudukan Jepang mengalami
kesulitan dalam pengadaan sandang akibat harga kain yang mahal. Mereka harus
berpikir untuk mencari laternatif lain sebagai gantinya sehingga berhasil membuat
pakain dari lantung.
Langtung adalah hasil olahan kulit kayu pohon karet hutan,
ibuh, trap dan kedui yang sudah tua umurnya. Semakin tua umur pohon semakin
baik mutu kain lantung yang dihasilkan.
Proses Pengolahan Lantung
dok. IG Semilir |
Kain lantung terbuat dari pohon terap atau tekalong dikenal
dengan nama ilmiah Artocarpus elasticus sejenis sukun-sukunan dan biasanya
tumbuh di dataran rendah. Buahnya bisa dikonsumsi secara langsung, sedangkan
daun dan bagian kulitnya biasa diolah menjadi berbagai macam obat tradisional. Bagian
kulit ini juga yang menjadi material pembuatan kain lantung. Meskipun tampak
sederhana proses ini membutuhkan keahlian, tidak semua orang bisa dengan mudah
mengahsilkan lantung yang bagus dan bisa digunakan sebagai produk fashion.
Pertama-tama kulit kayu dikelupas secara perlahan hingga membentuk
lembaran. Kulit kayu Terap ini tidak kaku karena terdapat getah yang membuatnya
halus dan elastis. Lembaran kulit kayu selanjutnya dipukul-pukul agar menjadi
tipis, lebar dan rata. Setelah dipukul hingga menjadi lebih lebar kemudian
dicuci hingga bersih dan dijemur. Proses ini untuk mematikan jamur hingga bisa
awet lama serta kain tidak mudah sobek.
Setelah melalui semua proses tersebut maka kain lantung
telah siap digunakan untuk menghasilkan produk fashion yang indah.
Proses Pencetakan
dan Pewarnaan Alami (Ecoprint)
dok IG Semilir |
Dalam mewarnai selembar kain secara alami membutuhkan
sepuluh kali proses celup. Tidak ada proses yang instan sekali celup jemur
kering seperti pewarnaan sintesis. Terlebh jika ingin mengahasilkan suatu warna
tertentu maka proses tersebut bisa berlangsung lebih Panjang.
Untuk menghasilkan 10 kilo pewarna biru indigo misalnya
dibutuhkan 100 kilo daun strobilathes untuk dijadikan pasta pewarna. Itupun tidak
bisa langsung digunakan namun harus diaktifkan dengan gula jawa, mengingat
semua prosedur pewarnaan harus alami maka bahan-bahan yang dibutuhkan juga
harus alamiah.
Penghargaan SATU Indonesia Bidang Kewirausahaan
Dok SATU Indonesia |
Alfira Oktaviani sejak 2018 mendirikan Semilir Ecoprint
sebagai sebuah usaha di bidang fashion dengan fokus pada pengolahan bahan,
pewarnaan dan pencetakan secara alami. Berjalannya waktu Alfira menemukan
Lantung khas Bengkulu yang ternyata bisa diolah secara alamiah sesuai dengan
misi dan visi Semilir. Sejak saat itu latung menjadi ciri khas Semilir
Ecoprint.
Sejak berdirinya semilir Alfira telah berhasil menghidupkan kembali petani dan pengrajin kulit lantung di Bengkulu. Sekitar 10 keluarga menjadi pemasok semilir ecoprint yang telah menghasilkan hampir 100 produk. Omzet per bulannya sekarang sudah mencapai puluhan juta rupiah. Salah satunya adalah pak Bambang pengrajin Lantung yang telah berpengalaman selama 20 tahun mengolah lantung.
Untuk Yogyakarta Alfira membina ibu-ibu di sekitar rumahnya
untuk menghasilkan berbagai produk handmade
sepert tas, sepatu, topi, kipas ,payung, selendang dan lain-lain.
Karena hasil usahanya mengembahngkan Semilir dengan menggerakkan usaha masyarakat sekitar Alfira Oktaviani berhasil mendapat penghargaan SATU Indonesia Bidang Kewirausahaan pada tahaun 2022.
Semilir, Wastra Nusantara, Fashion dan
Pelestarian Alam
dok pribadi |
Penghargaan bukanlah akhir langkah Alfira namun justru
memicu semangat untuk terus berkreasi dan tak lupa turut melestarikan alam. Karena
daun-daun yang telah digunakan untuk mencetak motif dan mewarnai kain ternyata
bisa dijadikan kompos. Pengolahan limbah alami kembali kea lam menjadi satu lagi
misi Semilir selain berkreasi dalam meningkatkan kualitas dan kreatifitas prodok
wastra dan fashiom nusantara.
salam
@JagadJelajah
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah, ternyata Lantung bisa dibikin jadi produk fashion yang unik dan cantik.
BalasHapusUnik banget yaaa konsepnya.. Ternyata flora bisa menjadi sebuah karya yang begitu unik 😍
BalasHapusBoleh juga nih kalau kupunya juga
BalasHapusCantik banget ya produk nya
BalasHapus